Kehadiran ular sering kali menimbulkan rasa khawatir bagi banyak orang. Banyak yang beranggapan bahwa semua ular berbahaya dan berbisa, padahal tidak semua jenis ular demikian. Beberapa spesies justru memiliki peran penting dalam ekosistem, terutama dalam mengendalikan populasi serangga dan hama.
Menurut situs eksplorasi alam liar Bayou Swamp Tours, ular pemakan serangga yang tidak berbisa umumnya berukuran kecil, memiliki pupil mata bulat, dan berperilaku tidak agresif. Spesies ini cenderung menjauh dan menghindari interaksi dengan manusia. Dengan mengenali jenis-jenis ular ini, masyarakat dapat mengurangi rasa panik dan lebih memahami peran ekologis mereka.
Berikut tujuh jenis ular pemakan serangga yang aman dan tidak berbisa yang diterbitkan melalui Liputan6.com
1. Ular Kawat (Indotyphlops braminus)

Ular kawat, atau dikenal sebagai ular cacing, merupakan salah satu ular terkecil di dunia dengan panjang maksimal sekitar 20 cm. Warna tubuhnya berkisar dari hitam hingga abu-abu kebiruan.
Spesies ini tidak memiliki bisa, tidak berbahaya, dan lebih banyak hidup di bawah tanah sambil mencari makanan seperti telur semut dan rayap. Ular kawat berperan penting dalam mengendalikan populasi serangga kecil. Menariknya, ular ini berkembang biak secara partenogenesis sehingga seluruh individunya merupakan betina.
2. Ular Lidi (Liopeltis tricolor)

Ular lidi memiliki tubuh ramping dengan panjang hingga 56 cm dan tidak berbisa. Giginya kecil sehingga tidak mampu melukai manusia.
Warna tubuhnya umumnya kehijauan atau zaitun dengan bagian perut kuning. Spesies ini sering ditemukan di tanah dan semak-semak saat berburu serangga seperti jangkrik dan belalang. Keberadaannya membantu menjaga keseimbangan populasi serangga di alam.
3. Ular Rumput Hijau (Opheodrys aestivus)

Ular berwarna hijau cerah ini berukuran hingga 116 cm dan tidak berbisa. Makanannya terdiri dari serangga dan laba-laba.
Warna tubuhnya membantu berkamuflase di rerumputan, sementara sifatnya yang tenang membuatnya jarang berkonfrontasi dengan manusia. Gigitannya tidak menyakitkan dan ular ini lebih mengandalkan kecepatan untuk menghindari predator.
4. Ular Siput (Pareas carinatus)

Ular siput merupakan spesies kecil yang aktif pada malam hari dan tidak berbisa. Seperti namanya, ular ini memangsa siput dan bekicot.
Tubuhnya berwarna cokelat atau abu-abu dengan corak gelap. Spesies ini berperan dalam mengendalikan populasi siput, terutama di area pertanian, sehingga membantu mengurangi penggunaan pestisida.
5. Ular Kepala Dua (Cylindrophis ruffus)

Dikenal juga sebagai ular pipa, spesies ini tidak berbisa dan memiliki ciri tubuh cokelat keabu-abuan.
Ular kepala dua sering memangsa bibit hama yang merusak tanaman sehingga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Spesies ini aman bagi manusia dan umum ditemukan di Indonesia.
6. Ular Pelangi (Xenopeltis unicolor)

Ular pelangi hidup di Asia Tenggara dan tidak berbisa. Ciri khasnya adalah sisik berkilau yang memantulkan warna pelangi saat terkena cahaya.
Meskipun tidak disebutkan secara khusus sebagai pemakan serangga, ular ini kemungkinan turut memangsa serangga di habitatnya. Ular pelangi sering disalahpahami karena tampilannya, padahal tidak berbahaya.
7. Ular Cincin-Leher (Diadophis punctatus)

Ular kecil sepanjang 25–46 cm ini memiliki ciri khas cincin kuning di leher. Spesies ini tidak berbisa dan relatif aman dipelihara.
Makanannya berupa reptil kecil, amfibi, serangga, dan cacing tanah. Ular cincin-leher hidup di hutan, rawa, atau tebing, serta memiliki karakter yang tenang. Namun, ular ini sebaiknya tidak terlalu sering dipegang agar tidak stres.
Dengan memahami jenis-jenis ular yang tidak berbisa ini, masyarakat dapat lebih bijak dalam merespons keberadaan ular di lingkungan sekitar. Selain aman, mereka justru memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem melalui pengendalian populasi serangga dan hama.

