Bunga bangkai dan Rafflesia sering dianggap sebagai tanaman yang sama karena sama-sama berukuran besar dan mengeluarkan aroma menyengat. Padahal, keduanya berasal dari spesies yang berbeda dan memiliki karakteristik yang jauh tidak serupa. Mulai dari bentuk fisik, cara tumbuh, hingga mekanisme penyerbukannya, kedua bunga ini memiliki keunikannya masing-masing.
Dengan memahami perbedaannya, kita bukan hanya lebih mengenal kedua flora langka ini, tetapi juga bisa melihat bagaimana masing-masing berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis Indonesia. Inilah sejumlah perbedaan antara bunga bangkai dan Rafflesia yang dikutip dari antaranews.com, (25/11/2025).
1. Nama Umum dan Nama Ilmiah yang Berbeda
Meski sering tertukar, kedua bunga ini sebenarnya punya nama yang berbeda jelas. Bunga bangkai dikenal dengan nama ilmiah Amorphophallus titanum, dan beberapa spesies lain seperti Amorphophallus gigas, Amorphophallus moeleri, serta Amorphophallus variabilis.
Sementara itu, Rafflesia berada dalam marga Rafflesia. Di Indonesia, terutama di Sumatra, jenis yang ditemukan antara lain Rafflesia arnoldii, Rafflesia gadutensis, Rafflesia hasseltii, dan Rafflesia bengkuluensis.
2. Golongan Tumbuhan
Bunga bangkai termasuk keluarga talas-talasan. Hal ini bisa dilihat dari struktur bunganya yang terdiri atas seludang, batang basah, dan tongkol.
Berbeda dengan itu, Rafflesia merupakan tumbuhan parasit karena hidup menumpang pada tanaman merambat sebagai inangnya. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, Rafflesia dapat mati jika tanaman inangnya ikut mati.
3. Ukuran Tanaman
Salah satu perbedaan paling mencolok adalah ukurannya. Bunga bangkai bisa tumbuh setinggi 2–4 meter dengan bentang bunga sekitar 1,5 meter saat mekar.
Sedangkan Rafflesia memiliki ukuran beragam tergantung jenisnya. Misalnya, Rafflesia patma hanya berdiameter 35–40 cm, sementara Rafflesia arnoldii dapat mencapai diameter hingga 1 meter.
4. Bentuk Tanaman
Bentuk kedua bunga ini juga tidak sama. Bunga bangkai memiliki tongkol tinggi menjulang yang disebut “spadix”, dengan selubung pelindung (braktea) di bagian bawah. Menariknya, spadix tersebut sebenarnya adalah kumpulan bunga kecil dalam satu struktur.
Rafflesia berbeda total. Bunga ini tidak tumbuh tinggi, melainkan melebar ke samping. Di bagian tengahnya terdapat lubang besar, sementara kelopaknya berwarna jingga kemerahan dengan bintik putih.
5. Jenis Kelamin pada Tanaman
Bunga bangkai memiliki bunga jantan dan betina dalam satu individu, namun keduanya sering tidak matang bersamaan. Karena itu, perlu adanya lebih dari satu tanaman agar penyerbukan bisa berlangsung melalui bantuan serangga.
Sebaliknya, bunga jantan dan betina pada Rafflesia berada pada individu yang berbeda, bahkan sering tumbuh dengan jarak yang cukup jauh. Hal inilah yang membuat proses penyerbukannya jauh lebih rumit.
6. Cara Berkembang Biak
Bunga bangkai (Amorphophallus) bisa berkembang biak lewat biji maupun umbi. Pertumbuhan dari biji memerlukan waktu puluhan tahun hingga berbunga, tetapi jika tumbuh dari umbi, prosesnya jauh lebih cepat, tergantung usia umbi yang ditemukan di alam.
Sementara itu, Rafflesia berkembang biak melalui biji hasil pembuahan bunga jantan dan betina. Namun karena kedua bunga harus mekar pada waktu bersamaan dan letaknya tidak boleh terlalu jauh, biji Rafflesia sangat sulit ditemukan. [**]

